Implementasi Pendidikan Berkarakter yang Berorientasi Nilai-Nilai Moral

Penulis : Aji Ratu
Mahasiswi Ilmu Pemerintahan 
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Malang

Menurut saya, Sampai saat ini pendidikan karakter masih menjadi topik yang menarik. Pendidikan yang harus menjadikan generasi muda cerdas dan bermoral, pada kenyataannya, masih harus terus berjuang untuk dapat mewujudkannya. 

Pendidikan karakter telah dilakukan sejak era Ki Hajar Dewantara. Akan tetapi, dalam jangka waktu panjang tergerus oleh modernisasi yang cenderung meninggalkan nilai budaya bangsa, termasuk pendidikan. 

Oleh karena itu, pendidikan karakter mendesak untuk direalisasi. Nilai-nilai seperti kejujuran, percaya diri, menghargai keberagaman, dan semangat belajar semakin menurun. 

Padahal, nilai-nilai tersebut berperan penting dalam menyelesaikan persoalan yang kini dihadapi bangsa kita, seperti rendahnya semangat belajar Saat ini dunia pendidikan tengah menjadi sorotan karena dianggap gagal mendidik generasi muda bangsa Indonesia. 

Masalah ini ditandai dengan banyaknya kasus penyalahangunaan narkoba, pergaulan bebas dan berbagai Tindakan kekerasan. Selain itu banyak generasi muda yang gagal menampilkan akhlak terpuji seperti kesopanan, keramahan, rendah hati, dan suka menolong. Tampaknya tanda – tanda tersebut sudah mulai banyak bermunculan dikalangan pelajar. 

Ironisnya perhatian yang selama ini diberikan ternyata  masih kurang maksimal. Hal ini disebabkan karena proses pembelajar yang seharusnya juga mengimbangi dengan menekankan tentang akhlak bukan hanya tentang materi pembeljaran, hal itu bisa dicontohkan dengan seorang guru misalnya, mengajarkan kepada siswanya tentang sopan santun terhadap orang tua, namun yang terjadi di dalam kelas adalah siswa diberi buku untuk menghafal seperangkat materi pengetahuan tentang sopan santun kepada orang tua. 

Oleh sebab itu untuk mengantisipasi hal tersebut terjadi di kalangan masyarakat perlu kiranya sekolah mengoptimalkan kembali system pembelajarannya seperti guru harus, mampu mengomunikasikan materi yang disampaikan dengan sebaik mungkin, interaksi yang dibangun dengan siswanya juga harus komunikatif, sehingga apa yang sudah disampaikan dapat diserap baik oleh siswanya dan juga yang terpenting dapat direalisasikan dalam kehidupan sehari – hari. 

Tidak hanya guru yang harus berkontribusi akan hal itu namun juga siswanya, yang sudah semestinya berpartisipasi di dalamnya  Sehingga nantinya akan berlangsung setara. Dengan kata lain, pendidikan tidaklah semata sebagai proses pencerdasan peserta didik, akan tetapi pendidikan juga bertujuan menciptakan peserta didik yang bermoral.

Karakter sering disamakan artinya dengan akhlak, adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas setiap individu terkait dengan nilai benar-salah dan nilai baik-buruk,  sehingga karakter yang akan muncul menjadi kebiasaan yang terealisasi dalam sikap dan perilaku untuk selalu melakukan hal yang baik secara terus menerus.

Seperti yang diungkapkan oleh Lickona (1992:53) bahwa memiliki pengetahuan nilai moral itu tidak cukup untuk menjadi manusia berkarakter Sementara itu Sjarkawi (2006:39) mengatakan pendidikan karakter bertujuan membina terbentuknya perilaku siswa yang baik bagi setiap orang. 

Artinya, pendidikan nilai karakter bukan sekadar memahami tentang aturan benar dan salah atau mengetahui tentang ketentuan baik dan buruk, tetapi harus benarbenar meningkatkan perilaku moral seseorang. pendidikan yang seutuhnya ialah pendidikan yang tidak hanya mencerdaskan pikiran tetapi juga membentuk karakter yang bermoral.

Pendidikan karakter di sekolah tidak dapat berjalan tanpa pemahaman yang cukup dan konsisten. oleh seluruh warga sekolah. 

Setiap staf pendidikan memiliki peranan masing-masing. Kepala sekolah harus mampu mentradisikan karakter-karakter unggul di sekolahnya. 

Pembudayaan karakter bukan saja berupa kebijakan dan atau aturan dengan segala sanksinya, namun juga harus melalui keteladanan perilaku sehari-hari. Selain kepala sekolah, guru juga penting dalam pendidikan karakter di sekolah. sebagian besar interaksi yang terjadi di sekolah, adalah interaksi peserta didik dengan guru. 

Oleh karena itu, pemahaman guru tentang pentingnya pendidikan karakter sangat menentukan keberhasilan pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah. Selain itu, pendidikan karakter di sekolah tidak akan berhasil bila dukungan lingkungan luar tidak membantu. 

Tayangan televisi dan media informasi lainnya perlu mendapatkan pengawasan. Semua itu dilakukan dengan harapan agar pendidikan karakter dapat berjalan dengan baik dan menghasilkan peserta didik yang berkualitas.*) 

0/Post a Comment/Comments

Lebih baru Lebih lama